Minggu, 10 April 2016

Tersenyumlah

Assaalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, setelah beberapa tahun terlewatkan, akhirnya varian kopi instan yang ditawarkan oleh beberapa brand terkenal telah melimpah ruah. Si Kodik (dikenal sebagai ‘kopi addik’) pun dibingungkan dengan varian yang banyak tersebut, yang kemudian berefek pada budaya konsumtif Si Kodik terhadap kopi. Kopi yang diminumnya terhitung lebih banyak dibandingkan dengan air mineral yang sebaiknya dikonsumsi sebanyak dua (2) liter sehari. Coba renungkan, (tiba-tiba renungkan skripsi yang tak kunjung kelar, sejenak penulis kemudian mabuk kopi, haha) pagi hari minum kopi hitam pekat nan mantap, siangnya minum kopi pakai susu yang menenangkan, malamnya makan kopi padat yang dijual di warung sebelah rumah karena sudah kehabisan modal untuk memenuhi asupan kopi tiap harinya, ternyata makan kembang gula. Laiknya kita makan, kurang lengkap tanpa minum. Nah, kalau kopi terasa kurang mantap tanpa kudapan pendampingnya. Ternyata Si Kodik melakukan ‘habit’ nya dengan mengomsumsi kopi yang dibarengi dengan camilan yang membuat hari terlewatkan dengan setrong (ini istilah kekinian yang mungkin baru diketahui oleh penulis namun menjadi basi di kalangan pembaca entri ini). Setelah memerhatikan Si Kodik menikmati hari dengan kopinya, ternyata julukan yang disematkan kepada Si Kodik ini hanyalah modus belaka. Setelah diamati, ternyata Si Kodik memiliki lebih banyak varian makanan pendamping kopi dibandingkan kopinya. Modus Si Kodik pun terungkap! Bukan karena kopinya yang membuatnya menikmati waktu luangnya, tapi dikarenakan makanannya yang membuat Si Kodik semakin memantapkan postur tubuhnya. Yah, kalau dibandingkan dengan nilai rapor sekolah Si Kodik, berat badannya pun tak mau kalah dan siap bersaing untuk menyalip nilai rapor yang tercatat di rapor Si Kodik, apalagi Si Kodik ini dikenal karena kecerdasannya. Coba bayangkan lagi, haha.

Nah, mohon maaf sebelumnya dikarenakan salam pembuka dari penulis kembali diawali dengan cerita ‘koplak’ yang mungkin berbanding lurus dengan perilaku si penulis. Semoga para pengunjung diberikan kebaikan untuk mengarungi hari, terlebih lagi yang berkesempatan untuk membaca entri yang ‘mungkin’ menjadi pelipur lara blog ini yang ditinggalkan sangat lama. Sangat rindu penulis untuk menambahkan entrinya di blog ini. Entri kali ini, penulis juga mencoba untuk mengakhirinya dengan cerita pula.

Suatu hari, ini hari apa yah? Haha. (maaf, baru pemanasan) Ketika melihat kerabat sedang tak bergairah menyambut hari, maka tentunya masalah yang lahir di dalam benaknya seakan tidak biasa. Kecuali bagi kerabat-kerabat yang terlihat tak bersemangat itu sudah menjadi ‘mimik’ kebiasaanya, nah itu lain lagi. Kita yang melihatnya seakan mencoba mendekati untuk sekedar menghibur atau bahkan menemani harinya sehingga masalah yang seakan menggelapkan mood nya kembali cerah. Nah, penulis melakukan kontrak kembali Si Kodik untuk memainkan peran di cerita ini. Si Kodik pun merasa sungkan untuk mendekati kerabat yang terlihat murung ini. Ketakutannya seakan-akan membuatnya enggan untuk berinteraksi dengan kerabat tersebut. Seperti takut dibilang cari perhatian, bahkan takut dibilang sok akrab. Fenomena ini mungkin terlihat sepele, namun apabila interaksi yang dilakukan antara Si Kodik dengan kerabat ini ‘diindahkan’, maka kebaikan kemungkinan akan menghujani mereka, InsyaAllah. Si Kodik pun mengajak kerabatnya untuk melakukan hal-hal yang dianggap memberikan kebaikan, sehingga kerabat ini dapat terhibur dan mendapat solusi yang menerpanya. Si Kodik pun terinspirasi dari Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah [1]: 38 dan 112, sehingga si kerabat merasa tidak diliputi ‘kegelisahan’. Setelah beraktivitas bersama seharian, kerabat pun dapat meningkatkan semangat dan terlihat menebarkan senyum kepada Si Kodik *cieee. Perilaku kerabat pun tercantum dalam Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Hibban yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) ibadah bagimu.” Alhamdulillah, Si Kodik dan Kerabat pun melahirkan hubungan ‘Simbiosis Mutualisme’ yang diakibatkan dari aktivitas mereka selama sehari penuh itu.

Semoga entri kali ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Karena entri sebelumnya dirasa belum memberikan manfaat yang signifikan, bahkan tidak ada sama sekali, haha. Sekian entri kali ini. Janganlah bersedih, karena Tersenyum tak membuat hati kita menjadi perih. Wassalamu’alaikum, dan Salam Tanpa Kopi, karena persediaan warung sudah terjual gara-gara Si Kodik. :)

Selasa, 01 Juli 2014

Memudarnya Ciri Khas Momen Terbaik

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Salam berbagai waktu kunjung. :)

Apa kabar teman-teman semua? Semoga masih suka minum kopi dan diselimuti kebaikanNya. Aamiin...

Mohon maaf atas kekecewaan yang dirasakan teman-teman akibat menunggu entri terbaru dari blog ini. *sedikitpedendaapalah. Hal ini diakibatkan oleh krisisnya penulis. Krisisnya hampir disegala bidang. Sehingga beberapa bulan terakhir tidak mengeluarkan entri dan menyebabkan penulis sulit untuk membersihkan area blognya. Maaf atas ketidaknyamanan pengunjung atas banyaknya basa-basi yang diungkapkan oleh penilis. Sekali lagi, Maaf. Dua kali lagi, Maaf. Tiga kali lagi, Di close oleh pembaca. Haha.

Entri kali ini tentang suasana Bulan Ramadhan, Piala Dunia 2014 (Sepakbola), dan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Entah mengapa, atmosfer ketiganya tidak terlihat begitu menonjol di sekitaran tempat riset penulis. Mengapa?

Pertama :
Suasana Buka Puasa dan Shalat Tarawih yang dilaksanakan di kawasan sekitar tempat tinggal penulis mengindikasikan bahwa intensitas jamaah yang mengunjungi Masjid seperti biasa, walaupun peningkatan persentase cukup terlihat. Namun dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini agak menurun antusias jamaah untuk datang ke Masjid.
Tempat penjualan takjil pun agak berkurang dibandingkan dengan tahun lalu, bahkan langganan penjual es teler saya sudah tidak ada, karena pulang kampung. Yaaaaaa....
Semoga ini tidak terjadi seterusnya karena ini masih awal Bulan Ramadhan. Aamiin.

Kedua :
Agenda Piala Dunia yang bersamaan dengan Ramadhan dengan Pemilihan Presiden yang dirasakan penulis tidak begitu terasa. Dengan dukungan data beberapa Warkop yang dikunjungi penulis, tidak menunjukkan adanya Fanatisme Penonton Sepakbola dengan tim andalannya, mereka seperti nonton biasa atau sekedar reuni dengan teman lama. Bahkan saya sendiri mengakui hanya beberapa laga yang saya tonton satu pertandingan penuh.
Kegiatan Nonton bareng pun sudah jarang terlihat, dibandingkan dengan Piala Dunia 2009 *eh 2010, bahkan Euro 2012. Teriakan gol pun jarang saya dengar dari sekitaran rumah. Walapun laga pertama saya sempat mendengar teriakan tersebut.

Ketiga :
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang Insha Allah akan segera bergulir, seperti ajang Kompetisi Fanatisme dari Pendukung masing-masing kandidat. Para pendukung dinilai menjadi titik berat pengaruh perebutan suara dengan usahanya untuk mempublikasikan kandidat andalannya.

Tapi, dengan adanya Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang diadakan beberapa kali, diharapkan calon pemilih dapat menentukan pilihannya pada saat pemilihan berlangsung. Namun, efeknya berdampak pada tim sukses atau pendukung yang merespon atas debat yang telah dilaksanakan. Mereka saling "berkompetisi" dengan segala upaya yang dilakukan, mulai dari intervensi media berupa media cetak dan media sosial lainnya, penggalangan dana untuk mendukung kandidat, hingga membentuk klub elit yang dianggap memberikan pengaruh lebih terhadap kandidat yang didukungnya. Tak masalah dengan penggalangan dukungan, tapi yang sering saya lihat, dengar, rasakan, resapi, selami *tambahngawur malah berita negatif yang membeludak, sehingga dengan diadakannya debat yang bertujuan untuk menetapkan pilihannya malah menjadi bingung dengan kabar-kabar yang tidak-tidak yang akan menambah rasa bingung para calon pemilih. Saya yakin, orang awam akan merasakan dampak yang sangat-sangat apabila mengalami hal seperti demikian. Dan, saya yakin, Calon Pemilih akan menjadi bingung apabila mereka dengan mudahnya melahap kabar yang tidak-tidak tersebut. Pemilih cerdas pun diharapkan dapat melihat kebaikan dan kekhilafan dari masing-masing kandidat. Sehingga kabar kampanye sekarang pun, jarang saya peroleh, malahan psywar yang ramainya menghantam alat inderaku. Sehingga, suasana Pemilihan Umum kali ini seperti kekurangan 'ruh' demokratisnya. Itupun menurut penulis. Walaupun hal ini merupakan hal yang masih dibilang 'wajar', bahkan sudah 'tradisi', tapi rasanya terlalu menonjol itu agak aneh bagi penulis.


Nah, bingung sendiri kan mau fokus ke mana? Piala Dunia, Ramadhan, atau Pemilu. Tapi tetaplah, suasana Ramadhan kali ini, akan memberikan stimulus bagi kita untuk saling respek dan saling damai. Rasanya Momen kali ini terbagi fokusnya, sehingga jarang terlihat semarak yang Membeludak di tiap momennya.

Saya merindukan suasana ketiganya yang sangat kental yang mudah untuk dikenang. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebaikan untuk merasakan ketiganya pada saat ini dan yang akan datang. Aamiin.


Demikian dari penulis, walaupun ini sedikit nuansa curhat.

Salam dari penulis, Wassalamu'alaikum.
Dan salam lega di tenggorokan diakibatkan minum kopi yang tanpa ampas.


:)

Rabu, 13 November 2013

Segalanya Memperbaiki Segalanya

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh dan Salam Berbagai Waktu Para Pengunjung. (mengucapkan salam sambil membersihkan jaring laba-laba di sekitar blog ini, dan akhirnya berimajinasi sebagai manusia laba-laba, sang superhero andalan dari kecil.)

Haha, maaf ngawurnya di saat salam.

Alhamdulillaah, kali ini sang penulis memiliki sedikit waktu luang sehingga niat untuk mengetik (mau bilang menulis sih, haha) menjadi lebih membahana.
Dan, Alhamdulillaah juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman serta dosen pembimbing saya atas dukungan dan perhatiannya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini tanpa memiliki kendala berarti. (Ngarep sekali sudah buat skripsi)

Nah, di dalam entri ini saya mohon maaf sebelumnya apabila tulisan yang ada di entri ini tidak mengenakkan bagi para pengunjung sekalian, itu dikarenakan oleh kebiasaan penulis yang suka ngawur ngelantur.

Kamis, 12 September 2013

Metode Harga Pokok Variabel

Assalamu'alaikum...
Selamat Berbagai Waktu, Salam Berbagai Suasana Hati, dan Sayounara... *eh salah*
Alhamdulillaah, waktu luang kembali menghampiri walaupun rasanya pikiran ini tak seluang dengan waktu luang saya. Haha.

Oh, Iya lupa. Saya selaku admin dari blog yang entah kenapa terbentuk ini mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H. Mohon maaf atas segala kekhilafan maupun yang tidak mengenakkan di hati para pengunjung. (Ucapan 1 Syawal yang disampaikan pada tanggal 6 Zulqaidah, Kehidupanga)

Dengan rasa syukur dipanjatkan atas Rahmat yang Diberikan oleh Allah SWT., entri di blog ini kembali muncul dan diharapkan membawa manfaat bagi diri saya sendiri. Dan tentunya bagi para pengunjung juga.

Entri kali ini berhubungan dengan Akuntansi Manajemen, yaitu METODE HARGA POKOK VARIABEL.
Ini dia materinya, cukup kunjungi link yang ada di bawah ini :

http://www.4shared.com/office/DohX4Gku/metode_harga_pokok_variabel.html

Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum dan Salam Plong karena minum kopi yang ada sensasi dinginnya, haha... :)