Jumat, 07 Oktober 2011

Petualangan masuk PTN

Akhirnya, Sudah melewati masa SMA... Masa Rutin Seragam, Masa Rutin Upacara tiap Senin, Masa Rutin Olahraga Seminggu Sekali, Masa Saberling, Masa Ulangan, Masa Kekompakan (nyontek sama-sama, selesai sama-sama), dan Masa-masa yang luar biasa di dalam kehidupanku...
Saatnya mencari Perguruan Tinggi (sebenarnya sih nggak niat, maunya langsung kerja), Syarat yang diberikan orang tua pun terbatas. hanya bisa di Makassar, harus yang terkenal, dan cepat cari kerja ke depannya (tuh kan, kenapa orang kuliah untuk cari kerja bukan untuk cari pengetahuan lebih). Coba-Cobalah mengikuti seleksi tertulis yang namanya SNMPTN (ngarep juga dapat undangan sih, haha). SNMPTN ini sungguh luar biasa pentingnya bagi orang tua, walaupun saya agak acuh karena yah, begitulah. pas-pasan. Sempat Orang tua mengusulkan sebaiknya mengikuti bimbingan belajar supaya mendapatkan hasil yang memuaskan untuk SNMPTN nantinya (nembak Akuntansi dan Hubungan Internasional). dan, saya hanya bisa mengangguk kepala saya (ambil positifnya. bisa belajar, bisa mencari teman baru). yeah, akhirnya ikut bimbingan kurang lebih sebulan untuk persiapan menghadapi SNMPTN (betul-betul ekstrimnya).
Setelah bimbingan selesai, tibalah tes yang ditunggu-tunggu para calon MABA PTN. pergilah tes ke SMAN 12 Makassar, dimulai dari jam 8.00 pagi sampai jam 12.30 siang. wah, tes hari pertama luar biasa sulitnya. tes TPA dan Pelajaran Dasar (MTK, BINDO, dan BING). TPAnya menakjubkan, benar-benar mengasah otak. sedangkan Pelajaran Dasarnya, Subhanallah, kayak bukan pelajaran dasar. seperti terapan semuanya. haha... hari kedua hanya mengikuti tes pelajaran IPS. alhamdulillah yah, susah-susah gampang (kebanyakan susahnya tuh, haha). saya hanya bisa optimis dan pasrah akan hasil yang diperoleh. jreeennggg, hasilnya keluar, dan ternyata saya telah GAGAL masuk lebih awal. waduh, cobaan yang memilukan (miris amet).
setelah larut dalam kesedihan, saya mengikuti tes Politeknik di Makassar. Kembali menargetkan lulus di Akuntansi (adami tawwa Manajerialnya) dan Administrasi Niaga. wah, persiapan dalam tes ini tidak terlalu fokus (takut kecewa, namun jadi pengecut) dan berusaha meminta kepada Yang Maha Kuasa agar dapat memberikan hasil yang terbaik bagi hamba-Nya yang berlumuran dosa ini. tesnya pun dimulai. saat memasuki ruang tesnya, auranya sudah berbeda dari tes sebelumnya (apakah ini sebuah pertanda?) jreeng, kertas ujiannya dibagikan dan tadaaannnggg, dapat sedikit pencerahan untuk menjawabnya. wuih, secepat kilat saya jawab itu soalnya (lebay, baru 120 menit ji itu). pas selesai, saya merasa sangat optimis.
pada saat belum ada hasil dari ujian di Politeknik, saya kembali mencoba tes di PTN di Makassar, namun jalurnya sudah tidak asing didengar, yaitu POSK (hah, perasaan cuma PSK yang sering didengar, haha.) dengan mengandalkan sertifikat dari juara nasyid (bukan saya yang vokalisnya sih, saya cuman backing vocal) dan penghargaan yang diperoleh. saya ikut tes tertulis dan tes potensi. pada saat tes tertulisnya dimulai, saya kaget karena kartu tes saya robek dan hampir tidak bisa diikutkan dalam tes tertulis tersebut. tapi syukurlah, pengawasnya baik sekali. kerja soalnya dan jawab dengan kekuatan power rangers. haha... keesokan harinya, saya tes potensi. saya masuk di baruga yang luasnya luar biasa. dan melihat yang lainnya mengeluarkan bakat terbaiknya. saya dipanggil, melihat sertifikat saya dan eh, malah menyodorkan sebuah microphone ke saya dan teman sebakat saya. akhirnya nyanyi2 deh. untungnya yang lain agak acuh mendengarkan suaraku yang falsenya minta ampun... haha...
tes potensi selesai dan hari berikutnya melihat hasil ujian di politeknik. hasilnya Alhamdulillah, LULUS... sempat air mata berjatuhan. orang tua pun senang mendengarnya. akhirnya saya mendaftar ulang di politeknik dan menjadi mahasiswa baru di sana. setelah mendaftar ulang, malam harinya pengumuman POSK telah terbit.
saya pun memeriksa hasilnya, dan ternyata GAGAL. karena tidak percaya, saya coba berulang-ulang dan ajaib. Hasilnya berubah, menjadi LULUS. disinilah dimulai yang namanya dilema, karena memilih dua Kampus... setelah berunding dengan Orang Tua, akhirnya saya memilih UNHAS sebai tempat berlabuh selanjutnya. sempat merasa bersalah, karena bagiku adalah hal yang sangat tamak untuk diikuti oleh teman-teman lainnya. tapi bagaimanapun, ini adalah hasil usaha. jadi kita patut syukuri itu.
petualangan inipun memberikan saya suatu nasehat berharga, bahwa Tuhan tidak terlalu melihat hasil akhir kita, melainkan usaha yang kita lakukan dalam pencapaian suatu tujuan. selain itu, berusahalah dengan disertai aktivitas yang diridhoi, misalnya beribadah dan lainnya.
tetap semangat lanjutkan hari, walaupun kita tahu bahwa yang akan kita hadapi itu sangat ekstrim... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar