Rabu, 08 Februari 2012

Senang Atau Gagal? Haha...

Selamat Berbagai Waktu, Salam Berbagai Keyakinan...
Sudah sekian lama blog ini saya tinggalkan *maklummasihmaba. haha. mohon maaf atas ketidaksabaran anda menunggu posting terbaru dari saya (walaupun nggak ada yang berharap).

Mohon maaf lagi ya, postingan kali ini mungkin tidak ada nilai yang penting dan bermanfaat bagi pembaca, dan bagi saya postingan ini sangat berarti bagi saya. karena ini merupakan pengalaman yang sungguh miris sampai keiris-iris. haha...

yak, kalau begitu saya mulai dengan ucapan basmalah, Bismillaahirrahmaanirrahiim. (memangnya ada apa sih? mau acara formal yah untuk menyambut postingan ini? haha, ngarep amat.)


kisahku dimulai. bermula dari kehidupan mahasiswa yang tidak memiliki keistimewaan sama sekali, kumuh, dan tak terurus. (maaf, bapak dan ibu. ini cuma kata sambutan, jadi jangan kasih masuk ke dalam hati yah ini perkataanku.) saat itu pulang sekolah dengan raut wajah lesu dan tidak menampakkan kesenangan sehabis kuliah. orang tua pun menyapa dan berkata, "Nak, lesu amat hari ini? malah rambut berantakan lagi. pergi cukur besok yah." Waduh, padahal butuh waktu setengah semester ini untuk memanjangkan rambutku yang berombak ini. tapi, nda apa-apalah saya cukur. demi menghilangkan potensi tsunami di rambutku. haha...

Keesokan harinya, setelah hari kemarin. Cukur pun dilaksanakan. Menunggu peserta cukur yang lain selesai, saya menyempatkan diri untuk berdoa kepadaNya dan berharap hasil cukurku maksimal dan elok dipandang *nahloh? ngawur terus nih.* Akhirnya, peserta cukur nomor sekian selesai, saatnya giliranku. tukang cukurnya pun mempersilahkanku untuk duduk di depannya dan kemudian menutupi seluruh badanku dengan kain hijau (mau operasi ya? haha). sontak, tukang cukurnya bertanya "Mau Cukur Bagaimana Dek?" Lalu saya menjawab, "Cukur Bo... Eh?" Hampir saja saya mengatakan cukur botak dengan ukuran rata di berbagai sisi. lantas saya pikir-pikir dengan menghabiskan banyak waktu, sampai tukang cukurnya membuatkan saya kopi yang hangat dan nikmat. Saya sruput dulu deh kopinya sampai habis secara perlahan, yang memakan waktu yang sangat lama sampai-sampai tukang cukurnya bisa tidur beberapa menit *loh?* dengan melihat dinding tempat cukur dan melihat pemain bola dengan cukuran rambut yang saya sukai, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti gaya cukur tersebut dan dengan segera tukang cukur mengeksekusi rambut saya yang sudah menangis tak bisa menerima kenyataan bahwa mereka akan segera dicukur.

Cukur pun dimulai, dengan menggunakan mesin penggunting rambut yang membuat kulit kepala saya merasa agak geli. rambutku perlahan-lahan dipangkas laiknya memangkas rumput di depan halaman rumah saya. waktu terus berputar, detik demi detik, menghitung hari, melewati masa lampau, akhirnya hasil cukuran saya sudah selesai dan aaaaaaaaarrrrgggggggghhh! Ada yang aneh nih, Apa? Pakai ini dulu ya, udah siap? udah. nanti dingin loh. (korban iklan lagi). Ah, Tidak. cukurannya tidak simetris. di sebelah kiri, cambang tidak terpotong, di sebelah kanan, aawww, habis terpangkas. tukang cukur pun memberikan solusi untuk memotong lagi cambang sebelahnya, supaya kelihatan simetris. cukurpun sudah, dan? hasilnya seperti Mangkuk bergerigi yang dijadikan topi. haduh. solusi yang gagal. seandainya ada hair extension sependek rambut saya, mungkin saya pakai deh. haha.

akhirnya, masyarakat sekitar memerhatikanku. aku pun bangga, namun itu hanya sebentar setelah saya mengetahui bahwa yang diperhatikan itu adalah cukuran ku yang unik dan spektakuler ini. yah, nda apa-apalah, tidak saya salahkan tukang cukur itu, namun yang saya salahkan itu mesin cukurnya, kenapa agresif sekali? haha...

demikianlah kisah tidak penting saya. atas kelebihan bercandanya mohon dimaafkan. hikmah yang dapat saya ambil dari kisah ini adalah, jangan maju sebelum punya alasan untuk melakukannya. jangan gegabah dalam melakukan sesuatu.

salam indah karena pemandangan di pantai dan salam hangat karena kopi. wassalam. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar