Minggu, 14 Juli 2013

Gorengan Everywhere

Assalamu'alaikum, salam berbagai suasana hati di bulan yang penuh berkah ini.
Alhamdulillaah, Allah SWT masih memberikan napas kebaikan sehingga para pengunjung dapat mengunjungi blog yang sederhana sekali ini dan saya penulisnya dapat mengetik entri yang baru dan entah memberikan benefit atau hanyalah cerita kosong belaka, haha...

Oh, iya. Sebelum inti dari entri ini, saya selaku admin atau sejenisnya lah mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Sebulan ini akan menjadi bulan yang luar biasa bagi kita semuanya, Aamiin... :)

Ok, berhubung laptop jarang dimanja beberapa hari ini, saya ingin memanfaatkan waktu luang ini untuk berbagi tentang kisah saya pada awal ramadhan. Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesan yang tidak mengenakkan atau ada kesamaan narasi (kesamaan aktivitas yang terjadi) dengan kehidupan para pengunjung sekalian.

Oke, mulai... *sambil stretching sebelum mengetik*



Hari Pertama Ramadhan
Tak terasa waktu itu telah masuk bulan Ramadhan, maklum saya menjalani bulan Ramadhan sehari lebih awal dibandingkan dengan waktu puasa resmi se-Indonesia. Di Rumah Sakit, makan sendirian. Maklum, yang lainnya puasa sehari kemudian. Makan Sahur seadanya, yang penting minumnya banyaaaaaakkk. *niatnya kalau tidak bisa kenyang, ya kembung saja*

Pagi Tiba, Pusing Melanda.
Siang Datang, Lapar Menjelang.
Sore Terlihat, Jam Dinding Selalu Dilihat.
Waktu Buka Tinggal Semenit, Ancang-ancang buka puasanya sudah 10 menit. haha...

Adzan dikumandangkan, Waktu Buka Puasa telah tiba. Dan, Sontak terdiam. Sektor Kiri Meja Makan, Ayam Goreng. Sektor Tengahnya Pastel Besar. *re:Jalangkote, biar elit dikit, hha* Dan, Sektor Kanan Pastel Gembung *re:Panada, elitnya sudah gagal*. Dengan niat buka puasa, Minuman bersoda langsung kuteguk. Pasrah saja, saat itu air galon telah habis dan dihiraukan saja oleh petugas Rumah Sakit. Saya pun minta izin kepada Ibunda tercinta yang berbaring di tempat tidurnya untuk berbuka puasa bersama Ayahanda yang juga menemani Ibu saya yang sedang sakit. Dengan melihat gorengan yang sangat banyak, dengan sigap Bapak langsung mengambil seporsi makan malam untuk penjaga pasien. Alhamdulilaah, buka berdua telah selesai. Dan Ta'jil yang telah dimakan kembali dikumpulkan. *eh
Kesan Buka Puasa Hari Pertama itu Sepi, cuma saya yang puasa, Sedih karena Ibu terbaring sakit, Cepat Sembuh ya Bu, dan Tidak semestinya, karena buka puasa dengan yang berminyak dan bersoda.

Hari Kedua Ramadhan
Sahurnya sudah rame, karena rumah dekat dengan Rumah Sakit dan sudah ada tante dan sepupu yang menemani. Hari Kedua diawali dengan makan sahur ke rumah, dan membawakan makan sahur untuk tante yang masih ada di Rumah Sakit. Dari Sebelum berpetualang saja sudah luar biasa tantangannya. Selain hujan deras melanda, stok gas untuk kompor di rumah telah habis. Sontak, keluarga serumah kebingungan mau makan sahur apa, karena kompor gas tak bisa digunakan. Si Adik membawa kabar tak mengenakkan itu ke Rumah Sakit. Ibu pun langsung merespon dari tidurnya dan mengatakan ada kompor minyak di gudang rumah, herannya saya lupa itu, padahal saya yang menaruhnya di gudang tersebut. Sekejap, aroma kehidupan kembali tercium, haha. Kami pun bisa merasakan sahur yang Alhamdulillaah nikmat.

Hampir Pagi, Hampir Lupa Shalat Subuh.
Kembali Pagi, Kembali Pusing. Aneh, mungkin gara-gara sudah Fajar baru tidur.
Datang Siang, Rasa Tegang Datang. Maklum, Ibu sedang di-Operasi pada saat itu.
Sore terasa dingin, Badan rasanya menggigil.
Menjelang Buka, Menjelang Gorengan Datang. Risol, Jalangkote, Bakwan, dan Donat bertebaran di meja makan. Rasa Syukur dan Sedih bercampur aduk setelah dipertemukan lagi dengan gorengan. Tapi tetap Alhamdulilaah, untung sudah ada yang ada manisnya dan sudah adami air minum, haha...
Gorengan tersebut berlaku juga di hari ketiga waktu saya berbuka di rumah, entah mengapa. Di Rumah maupun di Rumah Sakit, Takjilnya serba gorengan. Tapi tak perlu keluh kesah, saya bersyukur memakannya sambil perut merasa resah. *eh, balas dendam ye*

Haha, walaupun Kita disarankan makan yang manis-manis dan simpel di saat berbuka, misalnya kurma dan air putih.

Memang tidak menyehatkan bagi tubuh, tapi itu sudah merupakan rezeki dari yang Maha Pemberi. Sejenak pun berharap Semoga saya menemukan Takjil yang manis dan tidak berminyak lagi di hari-hari selanjutnya. Haha...

Mungkin demikian kisah puasa tiga hari awal ini yang begitu berminyak, mohon maaf atas khilafnya entri ini, eh maksudnya yang menulis entri ini karena digarisbesarkan hanya sahur dan buka puasanya saja. Seperti biasa, semoga hikmah yang tersirat dari entri ini dapat kalian petik.

Sekian dari saya, Penuhi Bulan Ramadhan ini dengan Amaliyah yang positif bagi kita, Wassalamu'alaikum dan Salam Hangatnya Kopi, tapi jangan langsung diminum pada saat buka puasa ya. Minum Air putih dulu. *maksudnya susu? haha* :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar