Rabu, 13 November 2013

Segalanya Memperbaiki Segalanya

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh dan Salam Berbagai Waktu Para Pengunjung. (mengucapkan salam sambil membersihkan jaring laba-laba di sekitar blog ini, dan akhirnya berimajinasi sebagai manusia laba-laba, sang superhero andalan dari kecil.)

Haha, maaf ngawurnya di saat salam.

Alhamdulillaah, kali ini sang penulis memiliki sedikit waktu luang sehingga niat untuk mengetik (mau bilang menulis sih, haha) menjadi lebih membahana.
Dan, Alhamdulillaah juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman serta dosen pembimbing saya atas dukungan dan perhatiannya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini tanpa memiliki kendala berarti. (Ngarep sekali sudah buat skripsi)

Nah, di dalam entri ini saya mohon maaf sebelumnya apabila tulisan yang ada di entri ini tidak mengenakkan bagi para pengunjung sekalian, itu dikarenakan oleh kebiasaan penulis yang suka ngawur ngelantur.




Saya mau share tentang satu kata, yaitu SYUKUR.

Pernahkah kalian menolak pemberian seseorang yang ikhlas memberikannya untuk anda? Pernahkah kalian bayangkan kalau anda diberikan kue bolu kukus, namun anda lebih suka membeli sendiri karena takut rasanya tidak sesuai dengan lidah? Atau anda pernah membeli handphone namun masih ingin memiliki yang lain? Atau anda pernah makan sabun? (Eh, maaf. Yang keempat tidak termasuk)

Pasti anda merasa bahwa hidupku adalah hidup dengan menikmati segalanya selagi masih ada segalanya. Namun, tidakkah terpikir bahwa sedikit segalanya bisa mengubah segalanya. Atau Pemberian Secuil Segalanya bisa mendapatkan Penerimaan Segalanya.

Ini soal kita menikmati semua ciptaan Allah SWT, menikmati dengan syukur dan ikhlas atau menikmati dengan terpaksa dan terganggu pun menjadi pilhan.

Menikmati segala sesuatunya akan lebih menyenangkan, bahkan melegakan dengan dicampurnya rasa kesyukuran dan keikhlasan kita, bahkan itu hanya sekedar air tawar.

Menikmati segala sesuatunya dengan perasaan negatif, coba kita bayangkan. Misalnya makan Restoran Berbintang Dua Puluh (deh, bisanya itu makan restoran). haha. Maksudnya makan di Restoran Berbintang Dua Puluh (adakah restoran seperti itu?), lalu memesan makanan terbaik. Dan ternyata setelah kepedasan oleh makanan itu, ternyata minumannya tidak ada. Sontak, yang makan malah marah-marah dan kecewa atas pelayanan yang diberikan terhadap restoran itu. Setelah keluar selesai makan dan membeli minum, ternyata dia melihat papan penunjuk restoran tersebut yang memberitahukan bahwa minuman dapat dipesan sebelum menuju ke tempat makan. Ternyata divisi makanan dan minuman restoran itu berbeda (coba ada ya situasi seperti ini), sehingga pengunjung dituntut untuk memesan minuman terlebih dahulu.

Nah, apa yang terjadi pada orang tersebut. Sudah tak merasakan kenikmatan makanan terbaik di restoran berbintang dua puluh tersebut, malah ditambah dengan rasa malu karena kesalahannya sendiri sehingga makanan tidak dinikmati dengan cara yang menyenangkan.

Haha. Itu mungkin ceritaku. Apa Ceritamu? (Nahloh)

Itulah mungkin sedikit entri ini untuk menyampaikan bahwa rasa syukur kita harus dapat kita tanamkan setiap saat, bahkan mendapatkan yang tidak baik sekalipun. Bahkan dari istilah "Makan atau tidak makan, asalkan ngumpul." itu dapat kita petik hikmah positifnya, bukan? Cari sendiri yah hikmah positifnya. Yang negatifnya mah mungkin bisa kena maag kalau tidak makan.

Demikianlah entri terbaru ini, semoga para pembaca dapat memberikan senyuman terbaiknya dan Wujud Kesyukuran Terbaiknya terhadap Allah dan segala penciptaannya.

Terima kasih, Wassalamu'alaikum dan Salam Sehat Karena Minum Kopi yang Rendah Lemak. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar